Hai aku nadia, umurku baru 18 tahun dan aku hidup dari
keluarga yang sederhana. Aku memiliki kekurangan, kekuranganku yaitu aku tidak
bisa melihat sejak aku lahir. Tapi dengan kekurangan ku ini aku aku tetap
PD(percaya diri) meskipun aku buta.
Aku masuk di salah satu universitas
swasta di bandung berkat beasiswa, yah aku sadar bahwa orangtuaku tidak mampu
untuk membiayaiku. Bahkan untuk mencari pendonor matapun ayah dan ibuku tidak
sanggup untuk membayarnya.
Keesokannya aku masuk pertama kali di
kampus terkenal itu. Sewaktu aku berjalan masuk ke kelas ku, terdengar banyak
orang yang sedang membicarakan kebutaan ku. Ada yang bilang aku hanya gadis
buta yang tidak pantas masuk ke universitas ini. Akan tetapi aku tidak
memperdulikan mereka. Di kampus ini banyak cewek dan cowok-cowok populer. Dan
banyak yang bilang kalau mereka cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Tapi
sayangnya aku tidak pernah bisa melihat bagaimana kah cewek cantik maupun cowok
ganteng.
Setelah aku masuk ke kelas ada
seorang cewek yang menegurku, “Hai.. kamu nadia yah??” tanya si cewek misterius
itu.
“iya
aku nadia.kok kamu bisa tau? Kamu siapa? Tanyaku
“aku
icha, salam kenal yah nadia. Kamu mau nggak duduk sama aku?”tanya icha yang
baru ku kenal.
“iya
aku mau kok J. Makasih banget yah kamu mau berteman sama aku,
padahal aku kan hanya cewek buta.” Jawabku merendah.
“aku
berteman tidak melihat dari kekurangnya kok.. fine aja ya kalo sama aku”jawab
icha menjelaskan.
Dan karna percakapan itu akhirnya
aku dan icha menjadi teman akrab, bahkan mungkin sudah menjadi sahabat karib.
Aku sangat menghargainya dan aku tidak akan mengecewakan sahabatku sendiri.
Karena dari dulu aku tidak punya sahabat seperti icha. Selang beberapa semester
aku kenal dengan icha, baru kali ini aku mendengar icha bercerita tentang cowok
yang baru ia kenal beberapa minggu yang lalu.
“nad
aku mau cerita nih, tadi aku ketemu sama cowok yang waktu itu aku temui di
mall. Ya ampun, ganteng banget and baik banget pula”icha bercerita.
“duh
duh duh, lagi kasmaran yah non?^^ tapi kalo aku rasa kamu jangan terlalu cepat
suka sama cowok itu.”jawabku menjelaskan.
“iya
deh iya nad,tapi sumpah tuh orang mukanya korea banget”jawab icha kegirangan.
Dan setelah 3 minggu berlalu
ternyata icha dan cowok misterius itu sudah jadian, alias pacaran. Sebagai
sahabat aku juga bisa merasakan betapa bahagianya icha. Tapi di sisi lain aku
kasian dengan icha, karena aku takut icha bakal di mainin sama tuh cowok.
Sedang si icha lagi asyik-asyiknya
pacaran, aku mengalami musibah. Ibuku tiba-tiba saja sakit, aku pun membawa
ibuku ke rumah sakit terdekat. Aku pergi tanpa memberitahu icha. Karena aku
tahu kalau icha sedang di landa kasmaran. Ayah pun tak bisa mengantarkan ibu,
di karenakan ayah pergi bersama majikannya keluar kota. Ayah ku hanyalah seorang
supir, dan ibuku hanyalah penjual kue. Setelah aku sampai di rumah sakit, aku
cepat-cepat meminta tolong kepada suster yang berada di sana. Lagi
panik-paniknya aku di rumah sakit tiba-tiba ada gadis yang menabrakku,
sepertinya dia sama seperti aku tidak bisa melihat. Aku dan gadis kecil itu
saling berpegangan dan gadis itu berkata “maaf yah ka. Aku nggak sengaja.”kata
si anak kecil itu sambil merengek kesakitan.
“iya
dek, gpp. Maaf ya dek. Kaka duluan J”
jawabku singkat.
Selang beberapa menit kemudian
setelah dokter memeriksa ibuku, aku menanyakan kepada dokter tentang keadaan
ibuku. “dok, bagaimana keadaan ibu saya”tanyaku panik.
“baik
kok dek, Cuma ada kendala pada ususnya”jawab dokter.
“tapi
bisa sembuh kan dok. Saya nggak mau ibu saya kenapa-kenapa”tanyaku panik.
Dengan
santai dokter itu menjawab”yah gpp, asal kamu sering cek kesehatan ibu kamu”.
Selesai
sudahlah aku mengantar ibuku ke rumah sakit, dan kami pun beranjak pergi dari
rumah sakit itu.
Keesokan harinya selepas pulang
kuliah, seperti biasa aku pergi kerumah icha. “nad, kamu kok aku telpon kemaren
nggak di angkat sih”tanya icha yang lagi kekesalan.
“kemaren
ibu aku masuk ke rumah sakit. Jadi aku nggak tau kalo ada telpon dari kamu.”
Jawabku sejelas mungkin.
“yasudah
kalo begitu”singkat icha.
Semakin hari sifat icha mulai
berubah, jadi kolot, suka marah-marah. Mungkin dia lagi haid, pikirku dalam
hati. Tapi anehnya kekolotan dia menjadi-jadi, mungkin dia benar-benar sudah
berubah. Semenjak berubahnya icha aku menjadi jalan sendiri, belajar sendiri,
bahkan di kelaspun aku duduk sendiri.
Selang beberapa bulan aku mendengar
kabar bahwa icha mengidap penyakit jantung dan membutuhkan donor jantung. Tapi
malang, icha tidak mendapatkan donor jantung itu. Kabarnya, akibat sakitnya
icha, icha di tinggalkan oleh pacarnya. Sepulang kuliah aku menuju ke rumah
sakit tempat icha di rawat. Aku melihat betapa lemahnya kondisi icha saat itu.
Setelah aku melihat icha, aku berfikir untuk mendonorkan jantungku untuk icha.
Akupun menemui dokter untuk medonorkan jantungku untuk icha. Aku bilang ke
dokter “dok, jangan beritahu siapapun yah dok kalau sayalah yang mendonorkan
jantung itu”
“iya
nak,hatimu benar-benar tulus” jawab dokter itu dengan rasa iba.
Keesokannya mulailah operasi
pemindahan jantung, sebelum aku pergi untuk selamanya aku menulis surat untuk
ayah dan ibu, dan tak lupa untuk icha. Sepucuk surat untuk ibu dan ayahku :
Assalamulaikum
wr wb.
Ibu, ayah, nadia minta maaf kalo
selama ini nadia tidak patuh sama ayah dan ibu. Nadia juga minta maaf kalo
nadia pernah membuat hati ayah dan ibu sakit. Maafin nadia kalo nadia pernah
nggak nurut sama ayah dan ibu. Nadia hari ini akan pergi jauh sekali, mungkin
untuk selamanya.
Ibu dan ayah baik-baik ya di rumah.
Nadia sayang banget sama ayah dan ibu. Ibu jangan lupa cek terus kedokter yah.
Nadia nggak mau kalo ibu sakit. Aku harap setelah kalian membaca surat ini,
kalian akan mengingat nadia terus.
Dari
anakmu : Nadia
Dan itulah sepucuk surat untuk dan
ayah dan ibu ku. Setelah itu, aku menulis surat untuk icha:
Assalamualaikum
wr wb
Hai icha, kamu masih marah ya sama
aku? kalau kamu masih marah sama aku, aku berharap kamu memaafkan ku. Makasih
ya selama ini kamu udah mau menjadi sahabatku. Aku senang sekali bisa sahabatan
denganmu. Kamu teman pertamaku saat di kampus, kamu orang yang pertama kali
yang mau menegur orang buta sepertiku.
Oh iya, dengar-dengar kamu sakit
jantung ya? Kok kamu nggak kasih kabar sih? Semoga kamu sama cowok kamu
baik-baik aja yah cha. Aku tulis surat ini untuk minta maaf sama kamu cha. Aku
mohon kamu maafin aku ya J
Dari
sahabatmu : nadia
Setelah aku menulis surat itu, mulai
lah aku untuk di operasi. Dan ternyata operasi icha berhasil, icha pun sadar
kembali. Sedangkan aku, aku sudah tidak tau kemana dan di mana aku berada.
Betapa bahagianya ibu dan ayah icha. Merekapun bertanya kepada dokter siapakah
pendonor jantung itu, tapi dokter tidak mengatakan nya lantaran aku berpesan
kepada dokter itu. Ayah dan ibu icha memaksa dokter itu untuk memberitahukan
siapa pendonor jantung itu. Dan akhirnya dokter pun mengatakan yang sebenarnya
siapa kah pendonor misterius itu. Dan tidak menyangka bahwa pendonor itu adalah
aku.
Setelah icha sadar dari komanya icha
pun di beri surat oleh ibunya. Surat itu di baca, dan dia pun menanyakan di
mana keberadaanku. Ibunya pun mengatakan bahwa aku telah tiada. Dan icha pun sadar
bahwa sahabat lebih berharga dari apapun, sahabat selalu ada di saat susah
maupun senang. Sahabat sejati tak akan pernah mati di telan waktu.
˷J selesai
J˷